Mahasiswa pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang Andri Maijar memproduksi film dokumenter berjudul "Bungo Lado". Film berdurasi 20 menit ini bercerita tentang tradisi masyarakat di Parit Malintang, yang disebut "Bungo Lado" dalam perayaan Maulid Nabi SAW.
"Jadi dalam film dokumenter saya ini berbagai aspek dalam peningkatan kualitas hidup dan kebersamaan, yang menjadi identitas masyarakat dalam memaknai kehidupan, terutama bagi masyarakat Minangkabau," katanya, Jumat 8 Februari 2019. Dalam tradisi tersebut, kata dia, berbagai aspek dan nilai-nilai menjadi landasan masyarakat yang kemudian dikemas menjadi sebuah film yang cukup apik dalam subjektifitas masyarakat.
Tradisi "Bungo Lado" di Parit Malintang, merupakan salah satu representasi masyarakat terhadap kebudayaan Islam bagi masyarakat. Bungo Lado atau yang berarti bunga cabai, merupakan pohon hias yang berdaunkan uang atau yang biasa disebut juga pohon uang. Hal ini merupakan salah satu euforia masyarakat dalam menyambut hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. "Jadi di film dokumenter ini menayangkan dalam pelaksanaanya, bahwa setiap kelompok masyarakat saling berlomba untuk menyumbangkan sebagian dari penghasilanya, untuk disumbangkan dengan cara menghiaskan uang sumbangan tersebut ke sebuah ranting sebagai wujud kegembiraan," katanya. Dari sisi naratif, kata dia, peristiwa demi peristiwa menjadi alur/plot yang disajikan secara linear.
Tradisi ini, digambarkan secara detail mulai dari prosesi pencarian ranting, pengumpulan uang di lapau (warung), arak-arakan dan pemajangan dibdepan mesjid.
Andri juga mencoba mendeskripsikan dan melihat tatanan sosial masyarakat sebagai pengikut tarekat Syatariyyah, yang meleburkan pemahaman agama dengan kebudayaan setempat. Sehingga menjadi sebuah tradisi dan tatanan sosial yang mapan. Baik itu dari aspek sosial masyarakat, agama, dan rasa nasionalisme masyarakat.